Oleh: kristenberea | September 13, 2009

Benarkah Allah Punya Rencana Cadangan?

Pendahuluan

Sebetulnya saya malas untuk mengutarakan kesalahan orang lain, namun kali ini saya merasa perlu untuk melakukannya. Ada dua alasan, yang pertama orang yang akan saya tunjukkan kesalahan ini telah mengklaim ajarannya yang paling Alkitabiah dan dengan semena-mena beliau menyatakan ajaran dari gereja dan para hamba Tuhan lainya sebagai tidak Alkitabiah dan sesat. Yang kedua, apa yang telah beliau lakukan itu telah disebarkan luaskan secara luar biasa baik melalui buletin, buku-buku, dan terutama internet  yaitu melalui  salah satu anak buahnya yang setia, sehingga kalau dibiarkan terus-menerus  dan tidak diingatkan, beliau akan semakin merasa dirinya paling benar!

Menurut  Dr. Suhento  Liauw, Allah mempunyai dua rencana

Berikut cuplikan bukunya  “Apakah Baptisan & Pengurapan Roh Kudus itu?” hal 21 paragraf kedua:

Orang pasti bertanya, “mungkinkah ada dua rencana bagi Allah yang maha tahu? Kalau bangsa Israel menyambut, maka segera didirikan Kerajaan Daud, dan kalau Israel menolak maka kesempatan bangsa lain dibuka?” Jawabannya, ya! Silakan pelajari Roma  pasal 11.

Sebelum membahas Roma 11 yang menurut beliau  ada dua rencana  keselamatan Allah, saya akan membahas ketidakmungkinan Allah  yang  sejati punya rencana cadangan.

Kalau manusia membuat rencana cadangan itu wajar, karena manusia tidak bisa memastikan apapun terjadi sesuai dengan rencananya sehingga kalau rencana utamanya gagal dia perlu rencana kedua yaitu untuk mengantisipasi  kegagalan tersebut. Manusia tidak bisa melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya karena kehendak manusia itu sekalipun bebas tetapi sangat terbatas.  Untuk mewujudkan rencananya, manusia sangat tergatung pada keadaan sekitar, manusia yang lainnya, dan tentu saja  sangat tergantung pada ketentuan Tuhan.

Ams 16:9  Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.

Yer 10:23  Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.

Nah, apakah Allah sama dengan manusia sehingga  Ia perlu rencana cadangan?

Apakah untuk mewujudkan rencana-Nya, Allah tergantung pada  manusia?

Apakah manusia bisa megagalkan  rencana Allah?

Siapakah manusia itu yang adalah debu tanah mampu menggagalkan rencana Allah, Penciptanya?

Adakah tanah liat bisa  menggagalkan sang penjunan?

Kalau ada satupun rencana Allah yang gagal, maka “Allah” yang demikian sesungguhnya bukan Allah, karena tidak ada jaminan rencananya yang lain bisa terlaksana, kalau demikian masihkah kita percaya pada “Allah” yang demikian?

Tetapi untunglah, Allah yang aku kenal bukan Allah yang seperti itu. Tidak ada satupun rencana-Nya yang gagal, dan tidak ada sesuatu apapun yang mampu menghalangi kehendak dan rencana-Nya.  Setiap rencana-Nya pasti berhasil  karena segala sesuatu ada di dalam kuasa dan kontrol-Nya.

Ayb 42:2  “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.

Mzm 33:11  tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

Yes 14:27  TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?

Menurut Roma 11, Rencana Allah tidak ada yang gagal sehingga tidak perlu rencana cadangan.

Allah tidak gagal menyelamatkan orang Israel sesuai dengan rencana-Nya semula, dan kalau keselamatan tersebut sampai ke bangsa-bangsa lain itu juga sesuai dengan rencana semula Allah.

Menurut Dr. Suhento, Allah punya dua rencana, rencana pertama  keselamatan Allah hanya untuk orang Israel, Rencana kedua (rencana cadangan) kalau Israel menolak (Umat Israel menggagalkan rencana pertama) maka keselamatan itu diberikan kepada bangsa lain.

Tetapi ternyata tidak demikian.

Sejak semula Allah hanya punya  rencana yaitu menyelamatan orang-orang pilihan-Nya, baik dari bangsa Israel maupun dari bangsa-bangsa lain.

Yoh 10:16  Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan.

Efesus 1: 3- 5 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

Sekarang mari kita lihat, apakah rencana-Nya itu gagal?

Menurut Dr. Suhento, umat Israel yang masuk dalam rencana keselamatan Allah adalah semua orang Israel, sehingga beliaunya menyimpulkan  bahwa karena sebagian besar orang Israel menolak Tuhan Yesus, maka rencana Allah menyelamatkan umat Israel gagal. Benarkah demikian?

Ternyata pandangan beliau sama persis dengan sebagian orang Roma yang merasa diri mereka lebih baik dan lebih pandai dari orang Israel, karena ternyata orang Israel menolak Allah dan ditolak oleh Allah. Dan untuk meluruskan anggapan yang keliru tersebut Rasul Paulus perlu mengingatkan orang Roma  akan Nabi Elia yang merasa bahwa hanya dirinya  adalah satu-satunya nabi yang masih hidup  sehingga tidak ada umat Allah yang lainnya selain dirinya. Tetapi ternyata tanpa sepengatuhan Elia, Allah masih menjaga tujuh ribu orang yang setia kepada-Nya. Demikian juga dengan orang Israel , walaupun banyak orang menyangka mereka menolak Tuhan, namun Allah tetap menjaga orang-orang Israel  yang sejak semula dipilih untuk selamat, tetap setia memenuhi panggilan keselamatan dari Tuhan.

Sebelumnya Rasul Paulus menegaskan:

Rm 9:6  Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel.

Roma 9: 27, 28  Dan Yesaya berseru tentang Israel: “Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan.  Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera.”

Jadi jelaslah bahwa orang Israel  yang menolak Tuhan Yesus adalah mereka yang memang tidak masuk dalam rencana keselamatan Allah sehingga rencana Allah untuk menyelamatkan umat Israel pada waktu itu tidak gagal, karena yang masuk dalam rencana keselamatan Allah adalah sisa Israel menurut pilihan kasih karunia Allah ( Roma 11: 5,6)

Nah, penolakan orang Israel yang tidak masuk dalam rencana keselamatan Allah ini dipakai sebagai lantaran untuk keselamatan bagi bangsa-bangsa lain. Setelah jumlah orang-orang pilihan Allah dari bangsa-bangsa lain sudah genap dalam rencana keselamatan Allah, baru seluruh Israel di selamatkan ( Roma 11: 25)

Jadi rencana keselamatan Allah untuk Israel tidak pernah gagal, tetapi hanya bertahap. Tahap awal untuk orang Israel  berdasarkan pilihan kasih karunia (sisa Israel)  dan tahap akhir untuk seluruh Israel (yang juga termasuk orang pilihan) setelah semua orang pilihan dari bangsa-bangsa lain telah genap diselamatkan.

Bukti bahwa kehendak dan rencana Allah tidak gagal adalah pernyataan Paulus “sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya” (Roma 11: 29)

Akhirnya, mengetahui bahwa begitu dalam dan sempurnanya rencana Allah, Paulus menaikkan pujian:

O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!

Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?

Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

(Roma 11: 33 – 36)


Kategori